Pentingnya Akidah Sejak Balita: Tuntunan Ahlussunnah Wal Jama'ah dalam Mendidik Anak

FERRY ARBANIA
By -
1
Dindayana Khafat, Balita dari keluarga Ferry Arbania di "Dhalem Temor" Karay, saat menyimak kisah para Nabi. [dok.Ferry Arbania]

www.ferryarbania.com- 
Masa balita adalah permata berharga dalam setiap keluarga. Ia adalah fase emas di mana tunas-tunas kehidupan mulai menjejak, menyerap segala stimulus di sekelilingnya bagai spons. 


Dalam tuntunan Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah, fase ini bukan sekadar pertumbuhan fisik, melainkan landasan krusial bagi pembentukan akidah (keyakinan) dan karakter saleh yang akan menuntun mereka sepanjang hidup. Mengukir kebaikan di hati balita adalah tugas mulia yang dibalut dengan samudra kasih sayang.

Menanamkan Pondasi Akidah Sejak Dini: Bukan Hanya Teori, Tapi Rasa

Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah mengajarkan pentingnya pengenalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sejak usia dini, bahkan sebelum balita mampu berucap sempurna. Tentu, ini bukan tentang hafalan dalil yang rumit, melainkan menanamkan "rasa" tentang keesaan Allah dan cinta kepada Nabi.

Bagaimana caranya? Dimulai dari hal-hal yang paling sederhana:

  • Ulangi Nama Allah dan Nabi: Setiap kali memeluk, mencium, atau menidurkan, bisikkan nama Allah, Asmaul Husna (misalnya: "Allah Maha Penyayang, nak"), atau shalawat kepada Nabi. Anak balita mungkin belum paham maknanya, tapi telinganya merekam, hatinya merasakan frekuensi kebaikan.

  • Kenalkan Allah Melalui Ciptaan-Nya: Saat melihat bunga indah, langit biru, atau binatang lucu, katakan padanya, "Subhanallah, Allah yang menciptakan semua ini, nak." Biarkan keagungan penciptaan menjadi jembatan pengenalan tauhid (keesaan Allah) yang paling awal.

  • Dzikir dan Tilawah di Rumah: Suasana rumah yang dihiasi dengan lantunan dzikir, ayat suci Al-Quran, atau shalawat akan menjadi "gizi ruhani" bagi balita. Meskipun bermain, telinganya mendengar, dan otaknya merekam energi positif yang mengalir dari setiap kalimat suci.

Penanaman akidah ini haruslah tanpa paksaan, tanpa celaan. Justru, ia mengalir melalui keteladanan dan atmosfir keimanan yang penuh ketenangan dan rasa syukur.

Samudra Kasih Sayang: Bahasa Universal yang Membangun Jiwa

Islam, terutama dalam ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah, sangat menekankan pentingnya kasih sayang dalam mendidik anak. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah teladan utama dalam hal ini. Beliau sering memeluk, mencium, bahkan bercanda dengan cucu-cucunya. Beliau bersabda, "Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi."

Kasih sayang yang tulus dari orang tua adalah pupuk terbaik bagi pertumbuhan emosional dan spiritual balita. Ia membangun rasa aman, kepercayaan diri, dan membentuk pribadi yang penuh empati.

  • Peluk dan Cium Tanpa Batas: Sentuhan fisik yang penuh kasih sayang adalah nutrisi emosional paling dasar.

  • Dengarkan dan Respon: Meskipun balita belum bisa bicara jelas, coba pahami kebutuhannya, respon tangis dan tawanya dengan penuh perhatian. Ini mengajarkan bahwa mereka dihargai dan didengar.

  • Bermain Bersama: Bermain adalah cara balita belajar. Jadikan momen bermain sebagai ajang interaksi yang penuh cinta, menanamkan nilai-nilai kebaikan melalui simulasi sederhana.

  • Jauhkan Bentakan dan Hardikan: Suara keras dan bentakan akan melukai jiwa balita dan membentuk pribadi yang penakut atau justru keras. Pendidikan dengan kelembutan akan lebih membekas dan membangun akhlak mulia.

Menanam Benih Akhlak dan Lingkungan Saleh

Selain akidah, akhlak mulia juga harus mulai ditanamkan. Ini bisa melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari:

  • Berbagi: Ajarkan balita untuk berbagi mainan atau makanan (meskipun seringkali masih sulit).

  • Berbicara Sopan: Ucapkan kata-kata baik di dekatnya, karena ia adalah peniru ulung.

  • Menghargai Orang Lain: Tunjukkan bagaimana berinteraksi dengan hormat kepada orang dewasa atau teman sebaya.

Lingkungan rumah yang saleh adalah madrasah pertama. Orang tua adalah guru utamanya. Jika orang tua saling menyayangi, bertutur kata baik, dan menjaga shalat serta ibadah lainnya, balita akan tumbuh dalam suasana tarbiyah (pendidikan) yang kondusif.

Kesabaran dan Doa: Senjata Terbaik Orang Tua

Mendidik balita memang tidak selalu mudah. Ada fase tantrum, rasa ingin tahu yang tak terbatas, dan energi yang meluap-luap. Di sinilah kesabaran menjadi kunci. Ingatlah bahwa ini adalah investasi jangka panjang. Setiap tetes keringat dan kesabaran akan menjadi pahala di sisi Allah.

Dan yang tak kalah penting, panjatkan doa tanpa henti. Doa orang tua adalah salah satu doa yang mustajab (dikabulkan). Mohonlah kepada Allah agar balita kita tumbuh menjadi generasi yang beriman teguh, berakhlak mulia, dan menjadi penyejuk mata orang tua dunia akhirat.

Mendidik balita dalam bingkai Ahlussunnah Wal Jama'ah bukan hanya tentang transmisi ilmu, tetapi tentang penanaman cinta, keimanan, dan nilai-nilai luhur yang akan membimbing mereka menjadi insan kamil, pewaris risalah kebaikan di muka bumi. Sebuah perjalanan indah yang dimulai dari buaian, dihiasi dengan senyum, pelukan, dan lantunan ayat-ayat Ilahi.

Posting Komentar

1 Komentar

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

  1. Baity Jannaty, Rumahku Surgaku, kata Nabi, Semoga menjadi keluarga sakinah dan putrinya menjadi anak yang salehah, AMin ya rabbal 'alamin..

    BalasHapus
Posting Komentar

Statistik

3/related/default