![]() |
Ilustrasi foto oleh: Ferry Arbania |
www.ferryarbania.com-
Hari Jumat memiliki kedudukan istimewa dalam Islam, sering disebut sebagai "penghulu hari" (sayyidul ayyam). Hari ini bukan hanya tentang kewajiban menunaikan salat Jumat, tetapi juga sarat dengan berbagai amalan sunah dan ibadah yang dianjurkan untuk mendulang pahala berlimpah. Dalam perspektif Ahlussunnah wal Jamaah, amalan-amalan ini menjadi bagian penting dari syiar Islam yang memperkaya spiritualitas umat. Artikel ini akan mengulas beberapa amalan Jumat yang mungkin jarang diketahui, berdasarkan dalil-dalil sahih dari Al-Qur'an dan hadis.
1. Mandi Sunah Jumat: Kesucian Lahir dan Batin
Mandi sebelum berangkat salat Jumat merupakan amalan sunah yang ditekankan untuk menjaga kebersihan dan kesucian. Mandi ini disunahkan bagi laki-laki dan perempuan, dengan niat untuk mengagungkan hari Jumat.
Dalil mengenai mandi Jumat diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
Dalil Hadis: مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً Bacaan Latin: Man ightasala yawmal-jum’ati ghuslal-janabati tsumma raaha, fakannama qarraba badana. Terjemah: “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat seperti mandi jinabat, lalu ia berangkat di waktu yang pertama, maka seolah-olah ia berkorban dengan seekor unta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memakai Wangi-wangian: Menyambut Keberkahan dengan Keharuman
Memakai wangi-wangian (parfum) adalah sunah yang dianjurkan setelah mandi Jumat. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang lebih suci dan khusyuk, serta menghormati jemaah lain di masjid.
Dalil Hadis: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَتَطَهَّرَ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ثُمَّ ادَّهَنَ أَوْ مَسَّ مِنْ طِيبٍ ثُمَّ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ وَلَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ فَصَلَّى مَا كُتِبَ لَهُ وَأَنْصَتَ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى " Bacaan Latin: Qala Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam: Man ightasala yawmal-jum'ati wa tathahhara bima astatha'a min tuhrin tsumma iddahana aw massa min thibin tsumma raaha ilal-masjidi wa lam yufarriq bayna ithnain, fashalla ma kutiba lahu wa anshata idza takallamal-imamu ghufira lahu ma baynahu wa baynal-jum'atil-ukhra. Terjemah: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat, bersuci semampunya, memakai minyak (rambut), atau memakai wangi-wangian dari rumahnya, lalu berangkat ke masjid dan tidak memisahkan di antara dua orang (yang sedang duduk), kemudian salat sesuai dengan yang ditetapkan baginya, dan diam ketika imam berbicara, maka dosa-dosanya antara Jumat itu dan Jumat lainnya akan diampuni.” (HR. Muslim)
3. Bersegera Menuju Masjid: Berlomba Meraih Keutamaan
Bersegera menuju masjid untuk salat Jumat adalah amalan yang sangat dianjurkan. Semakin awal seseorang berangkat, semakin besar pula pahala yang ia peroleh.
Dalil Hadis:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْأُولَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَن
4. Memperbanyak Selawat: Menjalin Hubungan dengan Nabi Muhammad SAW
Membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW pada hari Jumat adalah amalan yang sangat ditekankan. Setiap selawat akan dibalas sepuluh kali oleh Allah SWT.
Dalil Hadis: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَىَّ " Bacaan Latin: Qala Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam: Inna min afdhali ayyamikum yawmul-jum’ati, fihi khuliqa Adamu wa fihi qubidha wa fihi an-nafkhah wa fihi ash-sha'qah. Faaktsiruu 'alayya minash-shalaati fihi, fainna shalaatakum ma'rudhatun 'alayya. Terjemah: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya termasuk hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia diwafatkan, pada hari itu ditiupkan sangkakala, dan pada hari itu terjadi kebangkitan. Maka perbanyaklah selawat kepadaku pada hari itu, karena sesungguhnya selawat kalian ditampakkan kepadaku’.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
5. Membaca Surat Al-Kahfi: Cahaya di Antara Dua Jumat
Membaca Surat Al-Kahfi pada malam dan siang hari Jumat adalah amalan yang sangat dianjurkan karena keutamaannya yang besar.
Dalil Hadis: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ Bacaan Latin: Man qara'a suratal-kahfi fi yawmil-jum'ati adha'a lahu minan-nuri ma baynal-jum'atayn. Terjemah: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka ia akan diberikan cahaya (nur) di antara dua Jumat.” (HR. Al-Baihaqi)
6. Memperbanyak Doa: Memanfaatkan Waktu Mustajab
Hari Jumat memiliki satu waktu mustajab di mana doa yang dipanjatkan lebih mudah dikabulkan.
Dalil Hadis: فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا Bacaan Latin: Fihi sa'atun la yuwaafiquha 'abdun muslimun wa huwa qaimun yushalli yas'alullaha ta'ala shai'an illa a'thahu iyyahu wa ashara biyadihi yuqalliluha. Terjemah: “Di dalamnya (hari Jumat) ada satu waktu, di mana tidak ada seorang Muslim pun yang menemuinya sedang ia berdiri salat, lalu ia meminta sesuatu kepada Allah SWT, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya. Dan beliau (Rasulullah) mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan bahwa waktu itu sebentar.” (HR. Bukhari)
Waktu mustajab ini menjadi perdebatan di kalangan ulama, namun sebagian besar berpendapat bahwa waktu tersebut adalah di antara waktu Asar hingga Magrib, sebagaimana pendapat Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, atau saat khatib sedang duduk di antara dua khutbah.
7. Bersedekah: Melipatgandakan Pahala Amal
Meskipun tidak ada dalil khusus yang secara eksplisit menyebutkan keutamaan sedekah pada hari Jumat, namun para ulama menggunakan qiyas (analogi). Mengingat hari Jumat adalah hari yang mulia dan penuh keberkahan, maka amal ibadah lain, termasuk sedekah, diyakini akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
8. Menjaga Ketenangan: Menghormati Majelis Ilmu dan Ibadah
Menjaga ketenangan di masjid, terutama saat khutbah, adalah kewajiban agar ibadah salat Jumat menjadi sempurna.
Dalil Hadis: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ " Bacaan Latin: Qala Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam: Idza qulta lishahibika yawmal-jum'ati anshit wal-imamu yakhtubu faqad laghawta. Terjemah: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari Jumat, ‘diamlah’ ketika imam sedang berkhutbah, maka sungguh engkau telah berbuat sia-sia (laghwun).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Amalan-amalan sunah di hari Jumat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam yang diwariskan melalui Rasulullah SAW. Sebagai umat Muslim, khususnya bagi para pengikut Ahlussunnah wal Jamaah, menjalankan amalan-amalan ini dengan ikhlas dan penuh kesadaran akan menambah keberkahan dalam hidup. Semoga kita dapat mengamalkan ibadah-ibadah ini secara istikamah dan meraih keutamaan hari Jumat yang begitu luar biasa.
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia