Meninjau Kembali Gaya Hidup di Akhir Zaman: Ketika Orang Tua Bergaya Muda

FERRY ARBANIA
By -
0



www.ferryarbania.com-
Di tengah arus globalisasi dan tren yang terus berubah, umat Muslim dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mempertahankan identitas keislaman. Salah satu fenomena yang kian marak, sebagaimana disinyalir dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ, adalah kecenderungan orang tua untuk tampil muda dan meniru gaya hidup yang tidak sesuai dengan syariat. Artikel ini akan mengupas tuntas pandangan Islam Ahlussunnah wal Jamaah mengenai hal tersebut, dengan merujuk pada hadis-hadis sahih.

Tanda Akhir Zaman: Merubah Uban dengan Warna Hitam

Rasulullah ﷺ telah memberikan peringatan tegas tentang fenomena di akhir zaman. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud, beliau bersabda, “Orang-orang di akhir zaman yang menyemir rambut dengan warna hitam, seperti tembolok merpati, mereka tidak akan mencium bau surga.” Hadis ini menggambarkan kondisi sebagian manusia yang mencukur cambang dan menyemir rambutnya—khususnya uban—dengan warna hitam pekat, menyerupai warna leher merpati.

Larangan ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. Ketika melihat rambut Abu Quhafah—ayah Abu Bakar Ash-Shiddiq—yang memutih saat Fathu Makkah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ubahlah rambutmu dengan mewarnainya, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim).

  • Pengecualian dan Keringanan:

    • Dibolehkan menyemir uban dengan warna selain hitam, seperti merah atau kuning. Ini diperbolehkan untuk menghindari kesan menipu, terutama bagi orang tua yang ingin menutupi uban mereka.

    • Bagi pemuda yang rambutnya masih hitam, menyemirnya dengan warna lain untuk sekadar mengikuti gaya artis (tasyabbuh) adalah dilarang. Namun, jika ia sudah memiliki uban dan ingin mewarnainya dengan warna selain hitam, maka hal itu diperbolehkan.

Intinya, larangan menyemir dengan warna hitam ini adalah bentuk penegasan agar umat Islam tidak melakukan penipuan visual terhadap usia dan identitas diri.


Menjaga Sunnah: Memelihara Jenggot dan Mencukur Kumis

Fenomena lain yang sering terjadi seiring dengan tren gaya rambut modern adalah kecenderungan mencukur habis jenggot dan membiarkan kumis tumbuh lebat. Hal ini merupakan penyimpangan dari ajaran Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ dengan jelas melarang tindakan mencukur jenggot. Sebaliknya, beliau memerintahkan untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis. Dalil yang menjadi landasan adalah riwayat dari Ibnu `Umar, “Sesungguhnya, bila beliau melakukan umrah, maka beliau memotong jenggotnya yang melebihi genggamannya.” (HR. Bukhari). Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ memelihara jenggot dan hanya merapikan bagian yang melebihi genggaman tangan.

Ulama Ahlussunnah wal Jamaah sepakat bahwa memanjangkan jenggot adalah sunnah yang ditekankan (muakkad). Sementara itu, mencukur kumis hingga bersih atau memangkasnya pendek juga merupakan bagian dari sunnah Rasulullah ﷺ.


Refleksi dan Hikmah

Sikap meniru gaya hidup Barat yang tidak sesuai dengan syariat, seperti yang dijelaskan di atas, adalah salah satu tanda semakin lunturnya identitas Muslim di akhir zaman. Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar).

Hikmah dari larangan menyemir uban dengan warna hitam adalah untuk menjunjung tinggi kejujuran dan menghindari penipuan. Sedangkan perintah untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis adalah bagian dari fitrah yang suci, yang membedakan seorang Muslim dari penganut agama lain.

Sebagai seorang Muslim yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah, sudah seharusnya kita berhati-hati dalam mengikuti tren. Pilihan gaya hidup harus didasarkan pada ajaran agama, bukan pada keinginan untuk sekadar terlihat muda atau modern, yang sering kali justru menjauhkan kita dari sunnah dan keberkahan.

Posting Komentar

0 Komentar

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Posting Komentar (0)

Statistik

3/related/default