Tantangan Mengawal Aswaja: Hari Pertama Mengajar PNU di MA/SMK Raudlatul Iman

FERRY ARBANIA
By -
0


SUMENEP, Madura
– Hari ini, Senin 28 Juli 2025, menjadi penanda dimulainya sebuah perjalanan baru bagi salah seorang pengajar di MA/SMK Raudlatul Iman. Dengan tugas mengampu mata pelajaran Pendidikan Nahdlatul Ulama (PNU), ia menghadapi sebuah tantangan mulia: menyemai pemahaman mendalam tentang Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) kepada generasi muda.

Meskipun sempat diliputi keraguan, penunjukan langsung dari Almukarrom guru Dr. KH. Sahli Hamid disertai doa agar mendapatkan barokah dari Hadrotis Syaikh KH. Hasyim Asy'ari, pendiri NU, menjadi kekuatan pendorong. Ini bukan sekadar tugas mengajar biasa, melainkan amanah untuk meneruskan estafet keilmuan dan nilai-nilai luhur NU.


Lebih dari Sekadar Pelajaran: Membentuk Karakter dan Wawasan Islam Komprehensif

Pelajaran NU di tingkat Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukan hanya tentang transfer pengetahuan, melainkan sebuah kurikulum yang dirancang untuk membentuk karakter utuh peserta didik. Materi yang diajarkan sangat relevan dengan dinamika kehidupan beragama dan berbangsa di Indonesia.

Umumnya, mata pelajaran ke-NU-an ini mencakup:

  • Aswaja: Mempelajari secara mendalam aqidah, fikih, dan tasawuf sesuai pemahaman Ahlussunnah wal Jama'ah, yang merupakan fondasi pemikiran NU. Ini adalah inti untuk memahami cara pandang Islam yang moderat dan toleran.

  • Ke-NU-an: Mengupas tuntas sejarah perjuangan NU, nilai-nilai dasar yang dipegang teguh organisasi, serta peran vital NU dalam membangun dan menjaga masyarakat Indonesia. Tak ketinggalan, pemikiran para tokoh besar NU juga menjadi kajian penting.

  • Kajian Kitab Kuning: Ini adalah jantung tradisi keilmuan NU. Siswa diajak menyelami kitab-kitab klasik (turats) dalam bidang fikih, tafsir, hadits, dan tasawuf, yang menjadi rujukan utama para ulama NU.

  • Pendidikan Karakter: Lebih dari sekadar teori, pelajaran ini bertujuan membentuk akhlakul karimah (budi pekerti luhur), menanamkan nasionalisme yang kuat, serta menumbuhkan sikap toleransi dalam keberagaman. Ini selaras dengan nilai-nilai yang senantiasa dijunjung tinggi oleh NU.

Pelajaran-pelajaran ini diajarkan secara terintegrasi, baik dalam mata pelajaran agama maupun mata pelajaran umum. Tujuannya sangat jelas: membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, serta mampu mengamalkan nilai-nilai ke-NU-an dalam kehidupan sehari-hari.


Amanah Mulia: Melahirkan Generasi Berilmu, Beriman, dan Berakhlak Mulia

Mengajar PNU adalah sebuah amanah mulia. Ini adalah upaya strategis untuk memastikan bahwa generasi muda tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan umum, tetapi juga kokoh dalam fondasi keagamaan dan memiliki karakter yang kuat sesuai ajaran Aswaja dan nilai-nilai ke-NU-an. Di tengah arus informasi yang deras, pemahaman yang benar dan mendalam tentang Aswaja menjadi benteng kokoh bagi para siswa.

Ini adalah langkah konkret dalam membentuk generasi yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia, yang pada akhirnya akan memiliki kecintaan yang mendalam terhadap agama dan bangsa. Semoga niat baik dan upaya keras para pengajar PNU di MA/SMK Raudlatul Iman senantiasa mendapat ridha Allah SWT dan barokah dari para muassis NU.

Posting Komentar

0 Komentar

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Posting Komentar (0)

Statistik

3/related/default